Wednesday, December 3, 2014

TEKNOLOGI PENGENDALIAN HAMA TIKUS DENGAN 
SISTEM RINTANGAN PERANGKAP


Sistem rintangan perangkap merupakan salah satu teknologi pengendalian tikus sawah yang efektif menangkap tikus secara terus menerus dari awal tanam sampai panen. Teknologi ini merupakan modifkasi dari Sistem Bubu Perangkap (Trap Barrier System/TBS) yang terdapat dalam Pengendalian Hama Tikus Terpadu (PHTT). Cara pengendalian dengan pagar sudah dikenal petani, namun pada umumnya belum diketahui cara pemasangan yang tepat dan benar.
Dalam sistem rintangan perangkap ini, pertanaman padi dikelilingi oleh pagar (plastik bening, plastik mulsa, plastik terpal, atau karet talang) dalam skala luas dalam suatu hamparan sawah dan pada setiap sisi pagar dipasangkan bubu perangkap yang menghadap keluar untuk menangkap tikus dengan jarak masing-masing kurang lebih 25 m. Pemasangan pagar dan bubu perangkap ini dilakukan dari awal menanam hingga masa panen sehingga cukup praktis melindungi pertanaman padi dari serangan hama tikus. Sistem pagar perangkap direkomendasikan untuk daerah endemik serangan hama tikus dengan tingkat populasi hama tikus yang tinggi. Penerapan secara berkelompok akan lebih mudah dan murah.

Satu unit Sistem Pagar Perangkap terdiri dari :
*   Pagar yang berfungsi untuk mengarahkan tikus masuk bubu perangkap .
Komponen pagar terdiri dari :
1.    Pagar dapat berupa :
- plastik bening ( 0,8 mm)
- plastik mulsa
- plastik terpal (semua warna dapat di pakai)
- plastik/karet talang
2.    Ajir bambu setinggi ± 1 meter untuk menegakkan pagar.
*  Bubu perangkap yang berfungsi sebagai alat untuk memerangkap dan menampung tikus.


Tahapan pemasangan
  1. Pada saat pengolahan tanah dibuat pematang dalam sehingga terbentuk parit dengan lebar ±50 cm.
  2. Kemudian dilakukan penanaman.
  3. Pemasangan ajir dan tali untuk menegakkan plastik di sisi luar pematang dalam dengan waktu kurang dari 7 HST.
  4. Jarak tiap ajir bambu ± 1 m.
  5. Tali dipasang dibagian atas, tengah, bawah ajir.
  6. Siapkan plastik yang telah dibelah sehingga tinggi plastik ±70 cm
  7. Pasang plastik yang dilekatkan dengan lidi pada ketiga tali yang terpasang pada ajir bambu. Ujung bawah plastik harus selalu terendam air pada parit untuk mencegah tikus melobangi pagar.
  8. Pemasangan bubu perangkap.
 Posisi pemasangan bubu perangkap

  1. Bubu perangkap dipasang setiap 20 m pada sisi dalam pagar plastik dengan posisi lubang masuk tikus menghadap keluar
  2. Di depan lubang masuk tikus dipasang jalan masuk untuk memudahkan tikus
  3. Bubu perangkap dipasang sedemikian rupa sehingga posisinya cukup stabil sehingga tidak mudah digeser

Beberapa kesalahan pemasangan pagar perangkap
  1. Sisi luar pagar ditanami padi.
  2. Tidak dibuat pematang dalam/parit, sehingga bagian bawah pagar tidak terendam air.
  3. Ajir bambu tidak dihubungkan oleh tali dan pagar plastik tidak dilekatkan pada tali, sehingga pagar kurang kuat.
  4. Jarak antar ajir bambu terlalu jauh, lebih dari 1,5 m
  5. Pematang lebih tinggi daripada pagar plastik
  6. Petani kurang memperhatikan kondisi pagar (kurang memonitor keadaan pagar).

Catatan : kombinasi teknologi sistem rintangan perangkap dengan fumigasi asap belerang terbukti efektif dalam mengendalikan serangan hama tikus di pertanaman padi sawah. Fumigasi asap belerang dilakukan pada lobang sarang tikus di pematang sawah di dalam petakan yang terpagari. Fumigasi diutamakan pada saat padi dalam stadia bunting.
(Nugz)

Wednesday, November 26, 2014

MENGENAL DAUN GEDI
"SI LICIN KAYA MANFAAT"



Klasifikasi
Kingdom: Plantae (Tumbuhan)
Subkingdom: Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh)
Super Divisi: Spermatophyta (Menghasilkan biji)
Divisi: Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga)
Kelas: Magnoliopsida (berkeping dua / dikotil)
Sub Kelas: Dilleniidae
Ordo: Malvales
Famili: Malvaceae (suku kapas-kapasan)
Genus: Abelmoschus
Spesies: Abelmoschus manihot L.

DESKRIPSI
Daun Gedi sangat dikenal oleh sebagian besar masyarakat Sulawesi. Namun di Sulawesi Tenggara, hanya beberapa daerah saja yang mengenal dan memanfaatkan tanaman ini untuk sayuran diantaranya masyarakat Kabupaten Bombana. Saat ini Daun Gedi susah dijumpai (langka),  padahal tanaman ini sangat mudah di budidayakan. Untuk memperbanyak Tanaman ini cukup mudah, yaitu dengan stek batang kemudian ditanam di media tanah yang gembur. Hingga saat ini jarang sekali dijumpai hama dan penyakit yang menyerang tanaman Gedi, sehingga dalam budidayanya tidak memerlukan penyemprotan PESTISIDA. Tinggi tanaman bisa mencapai dua meter. Daunnya hijau dan sepintas mirip daun singkong atau mariyuana, karena daunnya berbentuk 5 jari. Di Kabupaten Bombana, Sulawesi Tenggara, Daun Gedi ini identik dimasak untuk sayur bening, namun dapat pula untuk sayur santan ditambah rebung, ubi talas dan bumbu lain. Daun Gedi mempunyai fungsi sebagai penambah rasa gurih serta mengentalkan masakan.

KANDUNGAN GIZI 
Daun Gedi kaya akan vitamin A, zat besi dan serat yang baik untuk saluran pencernaan. Kolagen terkandung di dalam daun ini bermanfaat sebagai antioksidan, melancarkan peredaran darah, dan menjaga kesehatan kulit. Selain untuk kesehatan saluran pencernaan, serat yang dikandung Daun Gedi berfungsi untuk menyerap kolesterol dan lemak. Banyak orang berpendapat bahwa sayur ini dapat membuat orang langsing dan membantu menurunkan kadar kolesterol dan hipertensi.

(NUGZ)
BUDIDAYA SAYURAN DALAM BEDENGAN


Budidaya sayuran dalam bedengan dapat digunakan untuk memanfaatkan lahan pekarangan di sekitar rumah kita. Penanaman dalam bedengan pada umumnya untuk lahan pekarangan rumah yang luas. Kombinasi antara sistem bedengan dengan sistem vertikultur (polybag tersusun) akan memberikan nilai estetika (keindahan) tersendiri bagi pekarangan di sekitar rumah kita. Beberapa langkah yang harus dilakukan dalam budidaya sayuran dalam bedengan antara lain :

Langkah 1 : Penyiapan Media Semai
Persemaian dilakukan sebelum tanam di tempat permanen. Benih disemai dulu pada tempat persemaian atau wadah semai yang dapat berupa bak kayu atau plastik dengan ukuran yang disuaikan dengan kebutuhan. Wadah persemaian dilubangi bagian dasarnya untuk pengaturan air (drainase). Media persemaian berupa tanah/pasir dan pupuk kandang dengan perbandingan 1 : 1 sampai ketebalan 10 cm. Media persemaian dapat diberikan pupuk organik cair MOL Hijau dengan perbandingan 1 : 15 (1 bagian POC MOL Hijau dilarutkan dalam 15 bagian air). Lebih baik jika media semai disiapkan 1 minggu sebelum penyemaian benih.

Langkah 2 : Penyiapan Bibit
1Benih yang telah diperoleh dan akan disemai, sebelumnya direndam dalam air semalam (24 jam). Benih yang mengambang menunjukan kualitas yang kurang baik sehingga harus dibuang, sedangkan benih yang digunakan adalah benih yang terendam sempurna. Rendam benih sesuai dengan kebutuhan, dan simpan sisa benih yang belum terpakai dengan baik.
2Tebarkan benih secara merata di media persemaian atau menggunakan metode larikan dengan jarak antar larikan 5 cm. Benih yang telah disemai, bagian atasnya ditutup selapis tipis tanah. Kemudian letakkan wadah semai tersebut di tempat teduh atau di dalam rumah khusus pembibitan dan lakukan penyiraman secukupnya agar media semai tetap lembab.
3Benih yang telah berkecambah dan mulai tumbuh berumur 14-20 hari di wadah persemaian (biasanya telah tumbuh sepasang daun) sudah dapat dipindahkan ke wadah pembibitan berupa polybag kecil.
4Pindahkan bibit sayuran yang sudah tumbuh tadi ke wadah pembibitan dengan hati-hati (pembumbungan/pendederan). Pada saat bibit ditanam di bumbungan, tanah di sekitar akar tanaman ditekan-tekan agar sedikit padat dan bibit berdiri tegak. Letakkan bibit di tempat teduh atau rumah khusus pembibitan dan sirami secukupnya untuk menjaga kelembabannya. Tujuan pembubungan/pendederan bibit ini adalah untuk meningkatkan daya adaptasi dan daya tumbuh bibit pada saat pemindahan di tempat terbuka (bedengan).

Langkah 3 : Persiapan Lahan / Bedengan
1. Lahan terlebih dahulu diolah dengan cangkul sedalam 20 - 30 cm supaya gembur, setelah itu dibuat bedengan dengan arah membujur dari Barat ke Timur agar mendapatkan cahaya penuh.
2Bedengan sebaiknya dibuat dengan ukuran lebar 100 -120 cm, tinggi 30 cm dan panjang sesuai kondisi lahan.
3Jarak antar bedengan ± 30 cm. Lahan yang asam (pH rendah) lakukan pengapuran dengan kapur kalsit atau dolomite 2 - 4 minggu sebelum tanam dengan dosis 1,5 t/ha.
4Tiga hari sebelum tanam berikan pupuk organik kandang (kotoran ayam/sapi/kambing)  yang telah difermentasi) dengan dosis 2 - 4 kg/m2.

Langkah 4 : Penanaman
1. Bibit umur 2 - 3 minggu setelah semai atau telah berdaun 3 - 4 helai, dipindahkan pada lubang tanam yang telah disediakan.
2. Jarak tanam :
Ø  20 x 20 cm : sawi, kangkung
Ø  20 x 40 cm : kacang panjang, kacang tunggak
Ø  25 x 30 cm : seledri
Ø  30 x 50 cm : bayam petik
Ø  40 x 60 cm : kubis
Ø  50 x 70 cm : tomat
Ø  50 x 80 cm : terong
Ø  60 x 70 cm : cabai
3. Jika ada yang tidak tumbuh lakukan penyulaman, yaitu tindakan penggantian tanaman dengan tanaman baru.

Langkah 5 : Pemeliharaan
1. Pada umur 14 dan 30  hari setelah tanam dilakukan pemupukan susulan POC MOL Hijau 3 liter/ha (0,3 ml/m2).
2. Pada umur 60 hari setelah tanam dilakukan pemupukan dengan POC Butkel 3 liter/ha (0,3 ml/m2).
3. Lakukan perompesan/pembuangan cabang daun di bawah cabang utama dan buang-bunga yang pertama kali muncul.
4. Pada musim kemarau atau di lahan kurang air perlu penyiraman tanaman. Penyiraman ini dilakukan dari awal sampai panen.
5Penyiangan dilakukan 2 kali atau disesuaikan dengan kondisi gulma, bila perlu dilakukan penggemburan dan pengguludan bersamaan dengan penyiangan.
6. Untuk mengendalikan hama dan penyakit, jagalah kebersihan dan kelembaban lingkungan dengan memperhatikan jarak antar tanaman. Bila terserang hama dan penyakit, segera lakukan penyemprotan, sebaiknya menggunakan pestisida nabati.
7. Cara membuat pestisida nabati yang sederhana :
Ø  Jika tanaman terserang penyakit : Gunakan 2 siung bawang putih yang ditumbuk halus. Kemudian dilarutkan dengan 2 liter air dan disaring. Semprotkan larutan bawang putih secara merata ke tanaman.
Ø  Jika tanaman terserang hama : Gunakan 15 lembar daun sirsak yang ditumbuk halus. Kemudian larutkan dengan 2 liter air dan disaring. Semprotkan larutan daun sirsak secara merata ke tanaman.

8. Untuk menghasilkan tanaman yang baik, sirami pohon dengan air bekas cucian beras, air sisa cucian ikan/ayam/daging, atau air yang mengandung kesuburan lainnya.
PESTISIDA NABATI DISEKITAR LINGKUNGAN KITA
No.
Nama tumbuhan
Bahan aktif
OPT sasaran
Cara pembuatan
1.
Tembakau
Nicotiana tabacum L.
ANd9GcRpXQxHggFfkEeT6Q1YUt9XmQyOy_vwNAZCeHA30Jc-bYJ56SD9Kg
Nikotin
·    Semua hama pengisap
·   Satu genggam daun tembakau yang telah dirajang direndam dalam 2 liter air selama satu malam.
·   Larutan rendaman tersebut diperas dan disaring, kemudian ditambahkan ½ sendok teh detergen dan diaduk sampai merata.
·   Aplikasi : larutan disemprotkan pada tanaman.
2.
Serai
Andropogon nardus
ANd9GcRPYSifz5JZ-7Y5MnfPNnXrU2DP8lteNytdcut8_zB2j3l16GC8
Citronella
Geraniol
·      Ulat
·      Kutu daun
·      Kutu putih
·      Lalat buah
·   10 batang serai ditumbuk halus (diblender) dan direndam dalam 1 liter air selama satu malam.
·   Larutan rendaman tersebut diperas dan disaring, kemudian ditambahkan ½ sendok teh detergen dan diaduk sampai merata.
·   Aplikasi : larutan disemprotkan pada tanaman.

3.
Kenikir
Tagetes erecta
220px-Tagetes_x_erecta1
Thiopenic
·      Ulat daun
·      Nematoda
·      Hama serangga
·   ½ kg daun kenikir ditumbuk halus (diblender) dan direndam dalam 1 liter air selama satu malam.
·   Larutan rendaman tersebut diperas dan disaring, kemudian ditambahkan ½ sendok teh detergen dan diaduk sampai merata.
·   Aplikasi : untuk luas tanam 100 – 200 m2, encerkan ½ liter larutan dalam 10 liter air kemudian disemprotkan ke tanaman.

4.
Sirsak
Annona muricata
ANd9GcTDBBLEzjMJlHBKHYSnUF174JMXhZdfIGLzEV2uWLUsuQQqa4IY
Annonain
Resin
·      Thrips
·      Kutu daun
·      Kutu putih
·   10 – 20 lembar daun sirsak ditumbuk halus (diblender) dan direndam dalam 1 liter air selama satu malam.
·   Larutan rendaman tersebut diperas dan disaring, kemudian ditambahkan ½ sendok teh detergen dan diaduk sampai merata.
·   Aplikasi : setiap 1 liter larutan diencerkan dengan 10-15 liter air kemudian disemprotkan pada tanaman.
5.
Srikaya
Annona squamosa
Buah srikaya
Squamosain
Asetogeriin
Annonain
·      Ulat
·      Hama pengisap
·   10 biji srikaya ditumbuk halus dan direndam dalam 1 liter air selama satu malam.
·   Larutan rendaman tersebut disaring, kemudian ditambahkan ½ sendok teh detergen dan diaduk sampai merata.
·   Aplikasi : larutan disemprotkan pada tanaman.
6.
Sirih
Piper betle
ANd9GcQcTJS-ixaYrKfMkP3DJmfB88AsEJ4_vkl_M5KDJe7sYtndlfYvXA
Fenol
·      Penyakit yang disebabkan jamur.
·      Antraknose
·   10 – 20 lembar daun sirih ditumbuk halus (diblender) dan direndam dalam 1 liter air selama satu malam.
·   Larutan rendaman tersebut diperas dan disaring, kemudian ditambahkan ½ sendok teh detergen dan diaduk sampai merata.
·   Aplikasi : larutan disemprotkan pada tanaman.


7.
Cengkih
Syzygium aromaticum
Eugenol
·      Penyakit yang disebabkan jamur.
·   Tumbuk halus 50 -100 gram daun cengkih kering kemudian ditaburkan disekitar pangkal setiap tanaman.
8.
Bawang putih
Allium sativum
Bawang putih

Bawang merah
Allium cepa
Tanin
Alliin
·      Penyakit yang disebabkan bakteri
·      Penyakit yang disebabkan jamur
·      Hama secara umum
·   100 gram bawang putih, 100 gram bawang merah ditumbuk halus (diblender) kemudian tambahkan 1 liter air.
·   Larutan dimasukkan dalam plastik atau botol dan didiamkan selama 24 jam.
·   Larutan disaring dengan kain halus dan ditambahkan ½ sendok teh detergen kemudian diaduk sampai rata
·   Aplikasi : encerkan larutan dengan air, perbandingan 1 : 20. Kemudian disemprotkan ke tanaman.
9.
Pepaya
Carica papaya
Papain
·      Ulat
·      Hama pengisap
·   1 kg daun pepaya dirajang kecil-kecil kemudian direndam selama satu malam dalam 10 liter air ditambahkan 2 sendok makan minyak tanah dan 1 sendok the detergen dan diaduk hingga merata.
·   Larutan hasil perendaman disaring dengan kain halus.
·   Aplikasi : larutan dapat langsung disemprotkan ke tanaman.
·   Catatan : penggunaan minyak tanah yang berlebihan dalam campuran larutan dapat menyebabkan daun terbakar.

10.
Kunyit
Curcuma longa
Lengkuas
Alpinia galanga
Jahe
Zingiber officinale
Kurkumin






Galangin
Alpinen kamfer





Zingeron
·      Penyakit yang disebabkan jamur/cendawan
·      Penyakit yang disebabkan bakteri
·   100 gram kunyit, 100 gram lengkuas, 100 gram jahe ditumbuk halus (diblender) kemudian tambahkan 1 liter air.
·   Larutan dimasukkan dalam plastik atau botol dan didiamkan selama 24 jam.
·   Larutan disaring dengan kain halus dan ditambahkan ½ sendok teh detergen kemudian diaduk sampai rata.
·   Aplikasi : larutan dapat langsung disemprotkan ke tanaman.

Diolah dari berbagai sumber