Wednesday, November 26, 2014

BPTP Sulawesi Tenggara Menguji Coba Varietas Unggul Baru Inpari 16, Inpari 22, Inpari 25, dan Inpari 30 di Kabupaten Konawe


           
       
Penanaman perdana Inpari 16, Inpari 22, Inpari 25, dan Inpari 30 di Desa Asao, Tongauna, Kab. Konawe pada bulan september 2104.


Peningkatan produksi padi dapat ditempuh melalui penanaman varietas unggul. Dalam buku Petunjuk Teknis Lapang PTT Padi Sawah Irigasi,  penggunaan varietas unggul menduduki urutan pertama prioritas anjuran teknologi berdasarkan bobot sumbangan teknologi  terhadap peningkatan produktivitas tanaman (Sarlan A. dkk, 2013). Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian telah melepas sejumlah Varietas Unggul Baru (VUB) padi untuk setiap jenis agroekosistem, misalnya lahan sawah irigasi, lahan rawa, dan lahan kering. Mulai tahun 2008, penamaan varietas padi tidak lagi menggunakan nama sungai tetapi menggunakan istilah baru yaitu INPA….(untuk Inbrida Padi) dan HIPA (untuk Hibrida Padi). Khusus pada Inbrida Padi, suku kata terakhir dibelakang INPA menunjukkan kesesuaian agroekosistem masing-masing varietas tersebut. INPARI (Indbrida Padi Sawah Irigasi) menunjukkan varietas tersebut untuk ditanam di lahan sawah irigasi, INPARA (Inbrida Padi Rawa) menunjukkan varietas tersebut untuk ditanam di lahan rawa lebak/pasangsurut, dan INPAGO (Inbrida Padi Gogo) menunjukkan varietas tersebut untuk ditanam di lahan kering. Berdasarkan buku Deskripsi VUB Padi tahun 2013, varietas Inpari yang telah dilepas pemerintah berjumlah 30 jenis (Inpari 1 – Inpari 30), varietas Hipa berjumlah 17 jenis, dan varietas Inpara berjumlah 7 jenis.
Pada tahun 2014 ini, BPTP Sulawesi Tenggara melalui kegiatan Pendampingan SL-PTT melakukan uji coba beberapa VUB Inpari bersama-sama dengan petani dan Petugas Penyuluh Lapang. Tujuannya adalah melihat adaptabilitas dan stabilitas hasil, serta mengetahui respon petani terhadap VUB Inpari yang diuji coba. Manfaat jangka panjang kegiatan ini adalah petani mempunyai alternatif-alternatif pilihan varietas yang cocok secara spesifik dan berdaya hasil tinggi dalam upaya pergiliran varietas untuk meminimalkan serangan organisme pengganggu tanaman.
Lokasi uji coba tersebar di empat kabupaten sentra produksi padi yaitu Konawe, Kolaka Timur, Konawe Selatan, dan Bombana. Khusus di Kabupaten Konawe uji coba dilaksanakan pada Musim Kemarau 2014 (September – Desember 2014). Jumlah unit uji coba di Kabupaten Konawe adalah 4 unit yang terdapat di 4 kecamatan, antara lain : Tongauna, Uepai, Wawotobi, dan Wonggeduku. Hasil uji coba ini diharapkan menjadi bahan rekomendasi teknologi spesifik lokasi khususnya di Kabupaten Konawe. Inpari yang diuji coba antara lain Inpari 16 Pasundan, Inpari 22, Inpari 25 Opak Jaya, dan Inpari 30 Ciherang Sub-1. Tabel 1 berikut menampilkan beberapa karakter penting dari VUB Inpari yang diuji coba.
            Tabel 1. Deskripsi VUB Inpari yang diujicoba di Kabupaten Konawe Tahun 2014
KARAKTER
INPARI 16
PASUNDAN
INPARI 22
INPARI 25
OPAK JAYA
INPARI 30
CIHERANG SUB-1
Tahun dilepas
2011
2012
2012
2012
Asal tetua
Ciherang/Cisadane/ Ciherang
IR42/IRBB5//Ciherang
///Towuti
BIO 530C-MR-1/IRBB21
Ciherang/IR64 Sub1/Ciherang
Potensi hasil (t/ha) GKG
7,6
7,9
9,4
9,6
Rata-rata hasil (t/ha) GKG
6,3
5,8
7,0
7,2
Umur tanaman (HSS)
118
118
115
111
Tekstur nasi
pulen
pulen
Sangat pulen
pulen
Ketahanan terhadap OPT :




 - Wereng batang coklat
-
Agak tahan biotipe 1, 2, dan 3
Agak tahan biotipe 1
-
 - Hawar Daun Bakteri
Tahan patotipe III
Tahan patotipe III
Tahan patotipe III, agak tahan patotipe IV dan VIII
-
 - Blas
Tahan ras 033, agak tahan ras 133 dan 073
Tahan ras 033 dan 133, agak tahan ras 073 dan 137
-
-
Catatan : Inpari 30 bisa ditanam di daerah luapan sungai, cekungan, dan rawan banjir dengan

  rendaman keseluruhan fase vegetative 15 hari.

                                                                                                                         (nugz, 2014)

No comments:

Post a Comment